Pengetahuanmenurut realism adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakekat).60 Dalam “Kamus Teori dan Aliran-aliran dalam Filsafat dan Teologi”, realism dilawankan dengan idealisme, sebab realisme beranggapan bahwa objek-objek pengetahuan itu tidak bergantung pada fikiran, akan tetapi
7 Cara Menulis Naskah Drama yang Baik dan Benar Beserta Kaidahnya – Drama merupakan karya sastra yang sering kali kamu jumpai. Sebuah drama akan menggambarkan realita kehidupan atau tingkah laku manusia yang dipentaskan. Agar pementasan drama berjalan dengan baik dan sempurna maka akan memerlukan naskah drama. Nah, naskah drama inilah yang merupakan bahan mentahan sebelum drama dipentaskan. Sebelum membuat naskah drama, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh penulis. Selain itu ada unsur dan kaidah kebahasaan yang digunakan dalam naskah drama. Apa Itu Naskah Drama?Daftar IsiApa Itu Naskah Drama?Karakter Naskah Drama Unsur-unsur Naskah DramaKaidah Penulisan Naskah DramaCara Menulis Naskah Drama yang Baik dan Benar Daftar Isi Apa Itu Naskah Drama? Karakter Naskah Drama Unsur-unsur Naskah Drama Kaidah Penulisan Naskah Drama Cara Menulis Naskah Drama yang Baik dan Benar exploringzhongguo Apakah kalian pernah menonton sebuah drama? Drama biasanya dipentaskan dalam sebuah acara seni ataupun pentas seni di sekolah. Namun, apakah kamu mengetahui arti drama dan naskah drama? Kata drama sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai jika diartikan yaitu beraksi, bertindak, berbuat, dan juga berlaku. Saat mementaskan drama, para tokoh akan mengungkapkan dialog serta gerak-gerik dan juga unsur artistik dalam pertunjukannya. Sementara naskah drama merupakan teks yang berisi dialog antar tokoh, atau gambaran karakter-karakter tokoh di dalam sebuah cerita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI naskah drama diartikan sebagai karangan yang masih dalam bentuk tulis tangan. Karakter Naskah Drama Setiap karya memiliki ciri khasnya sendiri, ciri inilah yang sebagai identitas yang melekat. Dengan ciri-ciri tersebut pembaca akan mengenali dan membedakan karya tersebut. Begitu juga dengan naskah drama, kamu bisa mengetahuinya dengan melihat ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri naskah drama yang perlu kamu ketahui Bentuk naskah atau teksnya berisi dialog yang diucapkan oleh tokoh. Terdapat aksi dan konflik antar tokoh. Naskah mengandung instruksi khusus kepada tokoh saat memainkan perannya. Instruksi dalam naskah biasanya ditulis dalam tanda kurung. Menggunakan teks sampiran atau petunjuk yang menjelaskan keadaan cerita. Terdiri dari beberapa babak, dan setiap babak berisi adegan tokoh. Naskah drama memiliki jumlah tokoh yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan novel atau cerpen. Unsur-unsur Naskah Drama Sebuah naskah drama menyajikan cerita yang hendak dipentaskan. Dalam sebuah naskah drama juga terdapat unsur-unsur yang menjadi bagian penyusunnya, yaitu Tema. Merupakan gagasan utama cerita yang mejalin keseluruhan struktur dalam isi drama. Tokoh. Merupakan unsur yang berperanan Penting menceritakan watak dan karakter yang sedang diperankan. Latar. Merupakan keterangan yang menjelaskan suasana, waktu, tempat dalam sebuah cerita. Konflik. Merupakan pertentangan atau ketegangan yang dialami tokoh utama. Babak. Merupakan bagian-bagian dalam pementasan. Digunakan untuk menandakan babak satu dengan babak berikutnya. Dialog. Kata-kata yang akan diucapkan setiap tokoh saat pementasan. Amanat. Setap cerita atau drama memiliki amanat yang ingin disampaikan kepada penonton. Amanat juga berfungsi sebagai kesimpulan dari cerita. Kaidah Penulisan Naskah Drama Dalam sebuah naskah drama terdiri dari runtutan percakapan, sehingga bahasa yang digunakan yaitu bahasa sehari-hari. Drama biasanya tidak terlalu memperhatikan penggunaan kata baku. Meski demikian ada kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan ketika membuat naskah drama, yaitu Saat menuliskan dialog diawali dengan nama tokoh lalu menceritakan percakapan. Saat mengungkapkan dialog tokoh menggunakan tanda baca titik dua. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan pikiran atau perasaan yang dirasakan tokoh. Seperti menginginkan, membenci, mengalami dan lainnya. Menggunakan kata keterangan waktu. Seperti hari ini, besok, kemarin, lusa dan lainnya. Menggunakan kata sifat yang berfungsi menggambarkan suasana cerita. Pada awal kisah menyertakan prolog sebagai pengantar dan epilog sebagai penutup cerita. Naskah drama sebenarnya hampir mirip dengan cerpen dan novel, namun bedanya cerpen ditulis dengan bentuk yang naratif serta memenuhi seluruh halaman. Sedangkan naskah pada drama hanya ditulis ke dalam bentuk dialog antar pemeran atau tokoh. Lalu, bagaimana cara menulis naskah drama? Berikut langkah-langkah cara menulis naskah drama secara umum 1. Menentukan Ide Cerita Menentukan ide adalah langkah pertama yang harus kamu lakukan sebelum memulai membuat naskah drama. Ide cerita berupa gambaran secara umum cerita yang ingin di tayangkan dalam drama. Ide cerita yang menarik membawakan sebuah konflik. Biasanya pasti kamu melihat berbagai drama atau novel menyajikan konflik dalam ceritanya. Jika cerita tersebut tidak ada konflik, maka membuat cerita itu membosankan bukan? Kamu bisa mengadaptasi ide cerita dari kehidupan sehari-hari, novel atau cerpen, film dan lainnya. Ataupun, kamu bisa mengangkat cerita rakyat di daerahmu, misalnya tentang maling kundang, sangkuriang, timun mas, dan lainnya. 2. Menentukan Tema Setiap cerita dalam naskah drama tentu saja memiliki tema. Penentuan tema sangatlah penting, karena tema inilah yang digunakan untuk membangun sebuah cerita dalam naskah drama. Tema dapat dikatakan sebagai ide pokok, dengan menentukan tema kamu juga akan lebih mudah dalam menentukan judul cerita. 3. Menentukan Judul Naskah Hampir semua karya memiliki judul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI judul merujuk pada kepala karangan yang menyiratkan secara pendek isi ataupun maksud dari bab. Tanpa sebuah judul sebuah karya akan terasa hambar dan menjadi tidak menarik. Judul merupakan hal pertama yang akan dilihat oleh pembaca. Keberadaannya membuat pembaca menentukan tertarik atau tidak. Sebaiknya ketika menentukan judul pada naskah drama tidak menggunakan judul yang terlalu panjang, namun memiliki daya tarik. 4. Merumuskan Naskah Cerita Menyusun sebuah naskah drama sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah, tidak hanya dituntut untuk mengerjakan suatu tulisan. Tetapi kamu juga dituntut agar membuat tulisan atau naskah yang bisa membuat penonton nantinya menikmati cerita. Pada tahap ini, kamu harus menyusun pemetaan tokoh, menentukan karakteristik tokoh, kerangka cerita mulai dari pengenalan hingga akhir konflik. Sehingga, dengan melengkapi semua hal tadi cerita yang kamu bawakan memiliki alur yang tersusun. 5. Membuat Sinopsis Cerita Jika kamu sudah menentukan ide cerita, tema, hingga judul, lalu tulislah sinopsis cerita yang pendek. Sinopsis berisi gambaran utama dan ide yang sudah kamu rancang. Ceritakan peristiwa-peristiwa yang kamu anggap penting saja, yang menjadi sumber cerita. Dari situ pembaca bisa mengetahui peristiwa apa saja yang akan terjadi. 6. Mulai Menulis Cerita Kini setiap unsur dalam naskah drama yang ingin kamu susun, sudah tersedia. Sekarang saatnya menuliskannya. Tuliskan semua apa saja yang kamu pikirkan. Jangan takut salah, tuliskan semua berdasarkan sinopsis yang telah kamu buat. 7. Merevisi Cerita Jika kamu telah menuliskan naskah drama, kini dibagian ini saatnya kamu memeriksa kembali naskah yang telah kamu susun. Mulai dari ejaan, penggunaan tanda baca, hingga masalah yang disajikan dalam cerita. Pada tahap ini, bisa saja cerita yang telah kamu susun berkembang dan bisa saja mengalami perubahan. Namun, perlu kamu ingat proses revisi harus menentukan kapan waktu berhentinya. Bayangkan jika kamu terus merevisi naskah yang kamu buat? Maka kamu tidak akan pernah menyelesaikan tulisan yang kamu buat. Tidak menjadi masalah jika naskah drama yang pertama kali kita buat jelek, kan nantinya kamu bisa menyusunnya lagi, yang pasti kamu mengetahui langkah-langkahnya. Penutup Demikian ulasan mengenai cara menulis naskah drama yang baik dan benar beserta kaidahnya. Sekarang kamu udah pahamkan cara menulis naskah dengan baik dan benar. Kini kamu sudah siap untuk menuliskan karya kamu! Semoga artikel cara menulis naskah drama ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu. Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui. Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu ya. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta Bilasaja pendeta-pendeta dan pakar teologi Kristen mengenal Injil dalam bahasa aslinya Ibrani dan bukan sekedar terjemahan, sebagaimana halnya ummat Islam membaca Al Qur'an mereka dalam bahasa dan tulisan Arab, pastilah mereka akan mengetahui dengan jelas bahwa Allah adalah nama yang sama dari Yang Maha Adi (Supreme Being) dalam bahasaKonvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Pembahasan dalam konvensi naskah selalu berkaitan dengan sebuah karangan karena naskah berarti karangan yang akan dicetak atau diterbitkan atau pun bermakna sebagai bahan – bahan berita yang siap untuk di set. Dari segi persyaratan sebuah karya dapat dibedakan menjadi 1. Karya yang dilakukan secara formal, adalah suatu karangan yang memenuhi semua persyaratan ilmiah yang dituntut oleh konvensi. Contoh makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan kerja atau penelitian lapangan, laporan hasil penelitian umum. 2. Karya yang dilakukan secara semi-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Contoh editorial, reportase, artikel. 3. Karya yang dilakukan secara non-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi syarat – syarat formalnya. Contoh anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Konvensi Naskah pada Karya Formal Pembahasan mengenai konvensi naskah selalu berhubungan dengan karya formal karena karangan ini dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan formal oleh konvensi. Karya yang dilakukan secara formal terdapat beberapa bentuk 1 Makalah Karangan ini biasanya ditulis untuk memenuhi tugas semester perkuliahan mata kuliah tertentu. Selain digunakan sebagai tugas, bagi mahasiswa bahasa Indonesia makalah merupakan bentuk dari pengembangan diri dan implementasi mahasiswa dalam bidang keilmuwannya. 2 Skripsi Tulisan hasil penelitian ini tentang taraf atau mutu ilmiahnya dapat teruji dalam proses siding yang tujuannya untuk menguji pertanggungjawaban ilmiah penulisnya dalam rangka penyelesaian studi Jenjang S-1. 3 Tesis Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian dan ditempuh untuk menempuh ujian akhir Jenjang S-2. Di dalamnya terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah tentang suatu masalah, selain itu juga terungkap sumbangan pemikiran baru untuk pengembangan atau pemecahan masalah yang dibahas didalamnya. 4 Disertasi Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian untuk memenuhi syarat menempuh ujian akhir Jenjang S-3. Di dalamnya, selain terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah, juga terungkap penemuan – penemuan baru yang berupa prinsip – prinsip, dalil – dalil, atau teori – teori yang terkait dengan masalah yang didalaminya melalui penelitian tadi. 5 Laporan Kerja atau Penelitian Lapangan Tulisan ilmiah ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan bukan hasil riset tentang topik atau masalah tertentu. Dalam mengkaji hasil observasi tersebut digunakan landasan studi kepustakaan yang relevan. Bentuk tulisan ilmiah ini digunakan untuk memenuhi syarat ujian akhir jenjang diploma. 6 Laporan Hasil Penelitian Umum Laporan Penelitian Umum adalah karangan hasil penelitian baik yang setaraf dengan studi lapangan maupun yang lebih tinggi dari itu yang ditujukan untuk proyek penelitian tertentu. Syarat Formal Penulisan sebuah Naskah Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal yang berupa kebahasan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuwan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan a. Judul Pendahuluan Judul Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Persembahan kalau ada d. Halaman Pengesahan kalau ada e. Abstrak f. Kata Pengantar g. Daftar Isi h. Daftar Gambar kalau ada i. Daftar Tabel kalau ada B. Bagian Isi Karangan a. Pendahuluan b. Tubuh Karangan c. Kesimpulan C. Bagian Pelengkap Penutup a. Daftar Pustaka Bibliografi b. Lampiran Apendix c. Indeks d. Riwayat Hidup Penulis Model Makalah Sederhana Model Makalah Lengkap Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Pendahuluan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Nama Penulis dan NIM pengarang Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak Pendahuluan termasuk perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan manfaat Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Hasil Penelitan dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran apabila diperlukan Sistematika Penulisan Skripsi secara Umum Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Pendahuluan Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Analisis Data dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran bila diperlukan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian ini disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. a. Judul Pendahuluan Judul Sampul dan Halaman Judul Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan ditulis dengan huruf kapital. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang penyusun, kelengkapan identitas pengarang nomor induk/registrasi, fakultas, universitas, nama kota dan tahun penulisan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan judul untuk memberikan daya tarik pembaca sebagai berikut 1 Judul menggambarkan kesuluruhan isi karangan yaitu berupa cerminan dari jiwa seluruh isi tulisan, tujuan, dan ruang lingkup. 2 Judul harus menarik pembaca maupun penulisnya. 3 Judul pada karangan formal ditulis pada posisi tengah secara simetri dan agak keatas. 4 Hindari ada kata sambung dalam judul misalnya untuk, yang, bagi, kepada, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah, laporan kerja atau skripsi pada halaman judul Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal Judul diketik dengan huruf kapital. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, dibawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa/Nomor Pokok Mahasiswa. Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital. Komposisi tidak menarik. Tidak estetik, misal hiasan gambar tidak relevan. Variasi huruf jenis huruf. Kata “ditulis oleh” menjadi “disusun oleh”. Hiasan, tanda-tanda, atau garis, yang tidak berfungsi. Kata-kata yang berisi slogan. Ungkapan Emosional. Menuliskan kata-kata yang tidak berfungsi. Contoh halaman judul laporan kerja AKTIVITAS CUSTOMER SERVICE MEDIA INDONESIA DALAM MENYELENGGARAKAN PROGRAM PELATIHAN JURNALISTIK RUBRIK MUDA LAPORAN TUGAS AKHIR HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan untuk melengkapi persyaratan Diploma III Politeknik Disusun Oleh Dwi Apriani Izzati NIM 1506048X Program Studi Administrasi Bisnis JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JAKARTA 2011 b. Halaman Persembahan Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin. novel Ayat-ayat Cinta Contoh untuk Tugas Akhir Tugas Akhir ini penulis dedikasikan kepada Yang Mulia Ayahanda Drs. Min Ho, MM Ibunda Victoria, SE Yang tercinta Adik-adikku 1. Annisa Octaviani 2. Sentika Sari Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku. c. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya baik non-fiksi maupun fiksi tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya. Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menggunakan titik atau koma pada akhir nama. 2 Tulisan melampaui garis tepi. 3 Menulis nama tidak lengkap. 4 Menggunakan huruf yang tidak standar. 5 Tidak mencantumkan gelar akademis. Contoh Lembar Pengesahan LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan Disahkan Oleh Tim Penguji Jurusan Adminstrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta Agustus 2009 Penguji I Penguji II Maswir, Dra. SEL. Niggarwati NIP. 1956198 19810 1 001 NIP. 1959506 19803 2 001 Ketua Sidang Nining Latianingsih, NIP. 1962130 19903 2 001 d. Abstraksi Tulisan abstrak tidak boleh lebih dari satu lembar. Diketik satu spasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun abstraksi, antara lain 1 Menggambarkan isi tulisan/karangan. 2 Maksimum 200 kata. 3 Ditulis dalam bahasa Inggris untuk artikel berbahasa Indonesia, atau berbahasa Indonesia untuk artikel berbahasa Inggris. e. Kata Pengantar Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut 1 Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2 Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 3 Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 4 Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga. 5 Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu. 6 Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan. 7 Harapan penulis atas karangan tersebut. 8 Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran. Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menguraikan isi karangan. 2 Mengungkapkan perasaan berlebihan. 3 Menyalahi kaidah bahasa. 4 Menunjukkan sikap kurang percaya diri. 5 Kurang meyakinkan. 6 Kata pengantar terlalu panjang. 7 Menulis kata pengantar semacam sambutan. 8 Kesalahan bahasa ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif. f. Daftar Isi Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. g. Daftar Gambar Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar, dan nomor halaman. h. Daftar Tabel Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman. B. Bagian Isi Karangan Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. a. Pendahuluan Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut 1 Latar belakang masalah, menyajikan a Penalaran alasan yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif. b Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang. c Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru. d Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya bagaimana…., mengapa….. 2 Tujuan penulisan berisi a Untuk apa tujuan mengkaji judul tersebut. b Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y. c Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah. d Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua. 3 Ruang lingkup masalah berisi a Pembatasan masalah yang akan dibahas. b Rumusan detail masalah yang akan dibahas, menunjukkan masalah-masalah pokok yang sudah menjadi pilihan utama penulis untuk dibahas dalam tulisan. Dari masalah yang begitu kompleks maka dipilihlah masalah yang akan dicari jawabannya. c Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata. 4 Landasan teori menyajikan a Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi. b Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut. 5 Sumber data penulisan berisi a Sumber data sekunder dan data primer. b Kriteria penentuan jumlah data. c Kriteria penentuan mutu data. d Kriteria penentuan sample. e Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan. 6 Metode dan teknik penulisan berisi a Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental. b Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan. 7 Sistematika penulisan berisi a Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. b Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode kalau ada. c. Tubuh Karangan Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas sempurna. Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini 1 Ketuntasan materi Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder kajian teoretik maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran. 2 Kejelasan uraian/deskripsi a Kejelasan konsep Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan manafsirkan dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki. b Kejelasan bahasa Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan. Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi, dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial. c Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya. Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan ilmiah a Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…, b Kesalahan pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir dari topik sampai dengan simpulan tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak kurang operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul. c. Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan. Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara a Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil atau tesis-tesis, sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu. b Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu. C. Bagian Pelengkap Penutup Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. a. Daftar pustaka Bibliografi Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi a Nama pengarang penulisannya dibalik dengan menggunakan koma. b Tahun terbit. c Judul buku penulisannya bercetak miring. d Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.. e Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit. Contoh Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. Banyak versi lainnya, misal Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain Keterangan a Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik. b Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang. c Jika buku itu merupakan editorial bunga rampai, nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. editor’ d Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan. e Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang. b. Lampiran Apendix Lampiran apendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian. c. Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan. d. Riwayat Hidup Penulis Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis. Kesimpulan Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Maka dengan itu diperlukan suatu ketentuan atau aturan yang dapat dipakai untuk membuat sebuah naskah . Selain itu juga diperlukan sebuah syarat formal dalam penulisan sebuah naskah. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Jadi dengan adanya ketentuan atau aturan yang sudah lazim dalam dunia kepenulisan, maka kita mampu membuat sebuah naskah dengan baik dan benar sesuai aturan yang telah disepakati. Referensi Alex dan Achmad 2011. “BAHASA INDONESIA untuk PERGURUAN TINGGI”. Jakarta Kencana. Fatihudin, Didi dan Iis,Holisin. 2011. “Cara Praktis Memahami Tulisan Karya Ilmiah, Artikel Ilmiah & Hasil Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi”. Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan. HS, Widjono. 2007. “BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi”. Jakarta PT. Grasindo. Keraf, Gorys. 1994. “Komposisi”. Jakarta Nusa Indah. Maryani, Yani, dkk. 2005. “Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia”. Bandung Pustaka Setia. Rohmadi Muhammad, Aninditya Sri Nugraheni. 2011. “BELAJAR BAHASA INDONESIA Upaya Terampil Berbicara dan Menuliskan Ilmiah”. Surakarta Cakrawala Media.
STUDIKETERLIBATAN ARTIS PADA PEMILU. LEGISLATIF 2014. Sahruddin Lubis. 1. Abstract. This study investigates how the artist's involvement in the legislative elections. of 2014. The involvement of
Konvensi adalah suatu seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya. Dalam pembuatan naskah yang harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata diksi yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang ditulis itu jelas, teratur dan menarik. Namun, ada hal yang lebih penting yaitu, sebuah karangan yang menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal, bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah. Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya. Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah Dalam menyusun sebuah karangan perlu pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis, penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu 1. Bagian pelengkap pendahuluan 2. Isi karangan 3. Bagian pelengkap penutup Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan 1. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian ini dapat disebut juga sebagai halaman pendahuluan yang sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. a. Judul Pendahuluan Judul Sampul dan Halaman Judul Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman ini tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang penyusun, kelengkapan identitas pengarang nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen, nama unit studi unit kerja, nama lembaga jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun penulisan. Unsur-unsur penulisan Judul sebagai berikut 1 Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan. 2 Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya. 3 Sampul nama karangan, penulis, dan penerbit. 4 Halaman judul nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan dalam pembuatan makalah atau skripsi. 5 Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri untuk karangan formal, atau model lurus pada margin kiri untuk karangan yang tidak terlalu formal. Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal 1 Komposisi tidak menarik. 2 Tidak estetik. 3 Hiasan gambar tidak relevan. 4 Variasi huruf jenis huruf. 5 Kata “ditulis disusun oleh.” 6 Kata “NIM/NRP.” 7 Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi. 8 Kata-kata yang berisi slogan. 9 Ungkapan emosional. 10 Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi. b. Halaman Persembahan kalau ada Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3] Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku. c. Halaman Pengesahan kalau ada Halaman ini harus disiapkan untuk sebuah Tugas Akhir TA, skripsi, tesis dan lain sebagainya. Karena digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya. 2 Menggunakan titik atau koma pada akhir nama. 3 Tulisan melampaui garis tepi. 4 Menulis nama tidak lengkap. 5 Menggunakan huruf yang tidak standar. 6 Tidak mencantumkan gelar akademis. d. Kata Pengantar Sering terdapat dua istilah yang saling bertukar penggunaannya yaitu Kata Pengantar dan Kata Pendahuluan atau Pendahuluan. Sebaiknya penggunaan kedua istilah itu dibedakan. Kata Pengantar sebaiknya dipergunakan untuk bagian ini, sedangkan Pendahuluan dipergunakan untuk menyebut bagian awal dari isi karangan. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan dari keseluruhan karya ilmiah yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut 1 Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2 Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 3 Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 4 Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga. 5 Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu. 6 Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan. 7 Harapan penulis atas karangan tersebut. 8 Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menguraikan isi karangan. 2 Mengungkapkan perasaan berlebihan. 3 Menyalahi kaidah bahasa. 4 Menunjukkan sikap kurang percaya diri. 5 Kurang meyakinkan. 6 Kata pengantar terlalu panjang. 7 Menulis kata pengantar semacam sambutan. 8 Kesalahan bahasa ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif. e. Daftar Isi Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. f. Daftar Gambar kalau ada Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman. g. Daftar Tabel kalau ada Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman. 2. Bagian Isi Karangan Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. a. Pendahuluan Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Unsur-unsur pendahuluan 1 Latar belakang masalah, menyajikan a Penalaran alasan yang menimbulkan masalah b Kegunaan praktis hasil analisis memberikan masukan bagi kebijakan dalam keputusan c Pengetahuan tentang studi kepustakaan d Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan e Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau 2 Tujuan penulisan berisi a Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai b Upaya pokok yang harus dilakukan c Tujuan utama yang dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang dibahas. 3 Ruang lingkup masalah berisi a Pembatasan masalah yang akan dibahas. b Rumusan detail masalah yang akan dibahas. c Definisi atau batasan pengertian istilah 4 Landasan teori menyajikan a Deskripsi atau kajian teoritik b Penjelasan hubungan teori dengan kerangka 5 Sumber data penulisan berisi a Sumber data sekunder dan data primer. b Kriteria penentuan jumlah data. c Kriteria penentuan mutu data. d Kriteria penentuan sample. e Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan. 6 Metode dan teknik penulisan berisi a Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan b Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan. 7 Sistematika penulisan berisi a Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. b Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode kalau ada. b. Tubuh Karangan Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas sempurna. Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini 1 Ketuntasan materi Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder kajian teoretik maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran. 2 Kejelasan uraian/ deskripsi a Kejelasan konsep keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. b Kejelasan bahasa ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. c Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta 3 Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan ilmiah a Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…, b Kesalahan pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir dari topik sampai dengan simpulan tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak kurang operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul 4 Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan. Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara a Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil atau tesis-tesis, sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu. b Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu 3. Bagian Pelengkap Penutup a. Daftar Pustaka Bibliografi Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi 1 Nama pengarang penulisannya dibalik dengan menggunakan koma. 2 Tahun terbit. 3 Judul buku penulisannya bercetak miring. 4 Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit. 5 Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit. Keterangan 1 Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik. 2 Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang. 3 Jika buku itu merupakan editorial bunga rampai, nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. editor’ 4 Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan. 5 Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang. b. Lampiran Apendix Lampiran apendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian. c. Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan. d. Riwayat Hidup Penulis Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis. DAFTAR PUSTAKA
Biasanyabonus dan hadiah diberikan setelah sejumlah tangan menyapu dimainkan. Situs poker mungkin menawarkan bonus $75 pada setoran awal $200 setelah pemain bermain antara 400 hingga 700 tangan. Pemain reguler diberikan dengan manfaat anggota unggulan. Poker online telah mendapat status hukum di banyak negara.